Recap: Endless Love Ep.9
Line 9
Pagi-pagi benar Rui En, NoQ, dan Guang Chang pergi ke gang itu.
NoQ dan Guang Chang sibuk membuat tali penghubung di atas pagar ruko. Sedang,
Rui En sibuk menyusun lukisannya.
Jing Hao meminta Xue Zhe untuk membatalkan semua agendanya pagi
ini. Xue Zhe meledek Bos-nya yang sekarang sudah mulai membolos.
Saat Jing Hao akan masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba seorang
badut menodongnya dari belakang. Ternyata badut itu adalah Xin Jie. Xin Jie
kesal karena penyamarannya ketahuan oleh Jing Hao. Xin Jie lantas membuka
topeng badutnya dan berkata ia bisa bernapas lagi. Jing Hao teringat dengan Rui
En yang kesusahan bernapas karena dirinya.
Jing Hao mengantarkan Xin Jie pulang. Di dalam mobil, Xin Jie
mengarahkan kamera ponselnya ke Jing Hao, dan meminta Jing Hao untuk berbicara
dari hati. Ini mengingatkan Jing Hao kembali pada Rui En. Jing Hao merampas
ponsel Xin Jie dan menukas agar jangan bertindak kekanakkan seperti ini.
Kejadian di bandara itu apa belum cukup? Xin Jie janji akan merubah sikapnya,
setelah ia merubahnya apakah Jing Hao akan menerimanya? Jing Hao hanya diam.
Rui En menunggu Jing Hao, tapi orang yang ditunggu belum
datang-datang juga. Bi Yun datang untuk melihat hasil usaha Rui En.
Jam di pergelangan tangan Jing Hao sudah menunjukkan pukul 10
lebih 30 menit. Terlambat setengah jam. Ia bergegas menuju ke tempat janjiannya
dengan Rui En. Di tengah jalan, ia berpapasan dengan seorang wanita yang sangat
dikenalnya. Jing Hao memutar arah dan mengikuti mobil wanita itu. Wanita
berparas menakutkan itu adalah ibunya Xin Jie.
Ibunya Xin Jie marah atas tindakan Xin Jie sewaktu di bandara.
Ibunya Xin Jie padahal sudah merencanakan pernikahan Xin Jie dengan orang kaya
bernama Fu Hao. Xin Jie lantas dipukuli di dalam kamarnya oleh ibunya.
Manajernya tidak bisa berbuat apa-apa. Jing Hao datang dan menghentikan ibunya
Xin Jie memukuli Xin Jie.
Ibu Xin Jie tidak suka dengan Jing Hao yang seorang anak
yatim-piatu. Jikapun Jing Hao ingin menikah dengan Xin Jie, Jing Hao harus
sekaya Fu Hao dulu. Ibu Xin Jie pergi.
Xin Jie ketakutan. Ia memeluk Jing Hao dengan menangis. Xin Jie
berharap Jing Hao tidak akan melepaskannya.
Sampai lewat waktunya, Jing Hao masih belum datang-datang juga.
NoQ marah pada Jing Hao dan pergi, disusul Guang Chang. Bi Yun pun harus pergi
karena ia masih ada wawancara koki di rumah sakit, dan ia pun mengajak Rui En
agar ikut pergi bersamanya. Namun, Rui En menolak dan akan tetap menunggu Jing
Hao.
Rui En tetap menunggu Jing Hao. Sedang, Jing Hao masih berada di
rumah Xin Jie, menjaga Xin Jie yang tengah tertidur sembari menggenggam tangan
Xin Jie.
Jing Hao marah ke manajer Xin Jie dan menukasnya, kalau sampai
membiarkan wanita itu (ibunya Xin Jie) masuk lebih baik berhenti menjadi
manajer. Manajer Xin Jie mengajukan pembelaan dirinya. Atas dasar apa Jing Hao
melarangnya? Memangnya Jing Hao bersedia bertanggung jawab terhadap Xin Jie?
Jing Hao terdiam lama, dan menjawab kalau ia yang akan
bertanggung jawab terhadap Xin Jie.
Keluar dari rumah Xin Jie, wartawan memotret wajah Jing Hao.
Jing Hao sama sekali tidak peduli. Melenggang cuek masuk ke dalam mobilnya.
Baru di malamnya, Jing Hao datang ke gang tempat pertama kali ia
dan Rui En bertemu. Jing Hao melihat ada banyak lukisan dirinya dan
kebersamaannya dengan Rui En yang dipajang di sepanjang gang. Sesaat
kenangannya muncul ketika melihat lukisan-lukisan itu.
Rui En yang sudah menunggu di gang itu, merasakan kehadiran Jing
Hao. Ia memutar tubuhnya ke belakang. Jing Hao hanya berdiri diam tanpa senyum
mengarah ke Rui En. Sedang, Rui En tersenyum menyambut kedatangan Jing Hao.
Rui En kembali mengingatkan Jing Hao mengenai lukisan-lukisan
itu. Jing Hao tersenyum mengatakan kalau ia sudah ingat dengan kenangan itu.
Jing Hao pun mengejek Rui En, “Kau meminta waktu tiga hari untuk menunjukkan
ini? jangan menggangguku dengan hal-hal seperti ini. ini akan membuatku semakin
membencimu.”
Memangnya Jing hao tahu bagaimana perasaan Rui En selama tiga
tahun ini? Selama tiga tahun ini Rui En melukis kenangannya, dan di dalam
kamarnya ada sepuluh kali lipat lukisan lagi. meskipun Jing Hao tidak
mencintainya lagi, tapi ia akan kembali membuat Jing Hao jatuh cinta padanya
lagi.
Rui En menanyakan kenapa Jing hao pergi darinya tanpa alasan?
Jing Hao menjawab, dulunya ia hanya ingin berpacaran dengan anak orang kayak,
eh siapa sangka Rui En menanggapinya serius dan mengajaknya menikah. Rui En
bertanya lagi kenapa harus Xin Jie? Apakah Jing Hao mencintainya? Jing Hao
hanya menjawab karena Xin Jie perlu perlindungannya.
Jing Hao pergi dan berucap di dalam hatinya, aku rela membuatmu membenciku. Kumohon
lupakanlah aku.
Rui En menangis sedih.
Bi Yun bertemu dengan Min Shuo di rumah sakit. Min SHuo
menanyakan kedatangan Bi Yun ke rumah sakit? bi Yun bilang ia akan mengikuti
wawancara menjadi koki.
Xin Jie sedih. Kalau seperti ini siapa yang akan mau bersamanya?
Ia berharap bisa kabur berdua dengan Jing Hao. Manajernya mengatakan kalau Jing
Hao bersedia bertanggung jawab terhadap Xin Jie. Xin Jie tentu saja senang
mendengarnya.
Bi Yun menemani Rui En minum di kedai. Diluar sana Jing Hao belum tentu sedih, tapi kenapa
Rui En sesedih ini.
“Perlakuannya memang membuatku sedih. Tapi setiap kali aku
bertemu dengannya rasanya hatiku sangat senang,” ujar Rui En.
“Huh, dasar wanita. Bertemu dengan lawan pun hatinya masih tetap
goyah.” Bi Yun menimpali.
Tak berbeda jauh dengan Rui En, Jing Hao pun minum-minum.
Min Shuo datang ke rumah Rui En dan melihat Rui En yang mabuk
sedang dipapah Bi Yun. Bi Yun meninggalkan Rui En bersama Min SHuo.
Rui En curcol mengenai Jing Hao yang telah meninggalkannya. Min
Shuo tidak tahan dengan sikap Rui En yang terus menyiksa diri sendiri dengan
menunggu Jing Hao. Tidak tahukah Rui En kalau Min Shuo sangat mencintainya.
Iya, Rui En tahu. Rui En pun sangat mencintainya. Tanpa sadarnya
Rui En mencium Min Shuo, lalu memeluknya. Min Shuo tersenyum senang, namun
senyumnya terhenti saat Rui En menyebutkan sebuah nama, “Jiang Hao.”
Pulang dari rumah Rui En, Min SHuo yang ngebut mengalami
kecelakaan mobil.
Rui En menanyakan kenapa Min SHuo bisa kecelakaan? Min Shuo
malah balik bertanya kenapa Rui En menemui Jing Hao lagi?
Apa tiga tahun ini perlakukan baik Min Shuo masih kurang di mata
Rui En? Sekarang ini Jing Hao sudah ada di Taiwan, lalu apa Rui En akan kembali
kepada Jing Hao?
Rui En hanya diam. Tanpa mereka sadari kalau Nyonya Luo
mendengarkan percakapan itu.
Xin Jie mengungkapkan isi hatinya. Jika mengenai skandal itu
membawa dampak buruk bagi pencitraan rumah sakit, maka ia tidak masalah kalau
Tuan Song menolaknya. Namun, Tuan Song malah memuji Xin Jie yang berterus
terang dengan perasaannya (sewaktu di bandara) dan mengucapkan selamat pada Xin
Ji karena telah bergabung di rumah sakit Tai Feng.
Xin Jie menelpon Jing Hao, sayangnya ponsel Jing Hao tidak
aktif. Dengan penuh semangat ia akan menemui Jing Hao di kantornya. Manajernya
tersenyum memberikan ijin.
Nyonya Luo mendatangi kantor Jing Hao. Bahkan menampar pipi Jing
hao saking marahnya. Jing Hao menyuruh Xue Zhe dan Xue Li untuk keluar, tapi
Nyonya Luo menyuruh dua asisten Jing hao tetap di tempat. Nyonya Luo
membeberkan Jing Hao yang pergi meninggalkan mempelai wanitanya tepat di hari
pernikahan.
Sekarang apa Jing Hao akan kembali pada Rui En? Jing Hao
menegaskan ia tidak akan kembali pda Rui En. Nyonya Luo makin marah, kalau
tidak mau kembali jangan memberikan harapan kosong pada Rui En. Sebelum pergi,
Nyonya Luo mengambil gelas berisi air putih di atas meja dan menyiramkannya ke
wajah Jing Hao.
Xue Zhe dan Xue Li yang melihatnya terkejut. Xue Zhe takut-takut
menanyakan apakah Jing hao memerlukan baju ganti. Jing Hao meminta kedua
asistennya untuk keluar.
Datanglah Xin Jie dengan begitu cerianya. Lalu ia panik melihat
wajah Jing Hao basah. Jing Hao bilang tadi ada sedikit kesalah-pahaman dan
sudah berakhir.
Jing Hao mengajak Xin Jie untuk berpacaran. Tentu saja Xin Jie
gembira. Ia mencium Jing Hao dan memeluknya.
Rui En masih menemani Min SHuo di rumah sakit. min Shuo merasa
bosan dan ia meminta Rui En untuk menemaninya jalan-jalan.
Jing Hao di kamar yang lain sedang menjenguk Kak Kun untuk
melaporkan tentang perusahaan. Kak Kun tidak peduli itu, yang dipedulikannya
hanyalah keuntungan. Kak Kun pun baru mengetahui kalau Jing Hao nyaris menjadi
menantu Song Wan Ji. Bukan maksud Kak Kun mencari tahu, ia tidak sengaja
mendengarnya, dan kebetulan putrinya Song Wan Ji dirawat di kamar sebelah. Baru
sehari dirawat sudah kabur. Sepertinya gadis itu masih belum menyerah.
Jing Hao hanya diam mendengarnya.
Tanpa sengaja Jing Hao melihat Rui En dan Min SHuo, bahkan
mendengarkan percakapannya. Min SHuo meminta Rui En agar berpacaran dengannya?
Belum lihatkah juga Rui En masa tiga tahun ini?
Sebenarnya, Rui En sudah melihat semua kebaikan Min Shuo. Namun,
ia memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu. Ia hanya mengucapkan terima kasih
dan akan memikirkannya di rumah. Min Shuo tersenyum.
Min Shuo balik ke kamarnya, namun ia tertahan saat melihat Jing
Hao berdiri di depan pintu masuk rumah sakit. jing Hao lantas menyindir Min
Shuo, “Tiga tahun kau masih belum bisa mendapatkan hatinya?”
Min Shuop marah. “Kalau menghilang, menghilang saja sekalian.
Jangan pernah muncul lagi di depannya!”
Bogeman kesal pun
dilayangkan Min Shuo ke wajah Jing Hao.
“Tiga tahun aku pergi
agar kalian bisa bersama. Aku berharap kau dan Rui En bisa bersama. Kata-kata
ini tulus kuucapkan dari hatiku.”
Min Shuo tidak
mengerti.
“Kau tidak melihat
di tivi? Sekarang ini aku bersama dengan Xu Xin Jie. Aku tidak ada keinginan
untuk kembali pada Rui En, karena aku sudah tidak tertarik lagi padanya.”
Aish! Kalimat Jing Hao menyakitkan. Munafik. Jelas-jelas Jing
Hao masih memikirkan Rui En.
Nyonya Luo meminta Rui En agar mempertimbangkan untuk berpacaran
dengan Min SHuo. Min Shuo dulunya memang suka berfoya-foya, tapi selama tiga
tahun ini Min Shuo selalu ada di samping Rui En. Bertengkar dengan ayah dan
kabur dari rumah itu tindakan bodoh hanya demi menunggu Jing Hao.
Di jalan, Rui En melihat poster Xin Jie. Marah.
Memangnya kau sebaik apa?
Kembalikan Kak Jing Hao-ku.
Rui En membaca sebuah artikel di internet mengenai Jing Hao dan
Xin Jie. Makin marah.
Tiba di acara pengenalan dengan ambassador rumah sakit Tai Feng.
Nyonya Luo dan Min Shuo kaget dengan hadirnya Xin Jie yang datang bersama Tuan
Song. Tak lama kemudian datanglah Rui En dengan membawa tas berisi perlengkapan
melukisnya. Tampak marah melihat Xin Jie. Min Shuo yang melihat kedatangan Rui
En lantas menghampirinya.
Apalagi Xin Jie mengklarifikasi mengenai ciumannya di bandara.
Dengan terang-terangan Xin Jie mengaku kalau pria yang diciumnya itu adalah
pacarnya.
Belum lagi Tuan Song menambahi, “Aku sangat terkesan dengan
sikap terus terang Xu Xin Jie mengenai perasaannya. Seperti rumah sakit ini
yang dibangun dengan rasa cinta. Semoga rumah sakit ini bisa memberikan
pengobatan bagi mereka yang kurang mampu.”
Tuan Song memperkenalkan Xin Jie pada Rui En. Rui En dengan
tersenyum pahit―senyum dipaksakan―senyum tidak ikhlas mengatakan kalau ia melihat secara langsung
ciuman di bandara itu. Rui En bilang ia ingin berteman dengan Xin Jie. Tapi
setiap orang yang berteman dengannya harus mencurahkan isi hatinya. Mereka pun
berjabat tangan. Xin Jie melihat cincin di jari manis Rui En. Rui En bilang itu
adalah cincin nikahnya, tapi sayangnya suaminya menghilang tanpa alasan tiga
tahun yang lalu. Dan untungnya suaminya itu sudah kembali.
Min Shuo dan Tuan Song cemas mendengarnya. Berharap Rui En tidak
akan membuat masalah disini. Tuan Song meminta Min Shuo untuk mengajak Xin Jie
menjauh.
Rui En marah pada ayahnya. Kenapa harus Xu Xin Jie? bukannya
ayahnya mengetahui siapa Xin Jie? apa ini rencana ayahnya? Ayahnya berusaha
keras untuk membuatnya menyerah dan berputus asa terhadap Jing Hao. Jika ini
adalah cara ayahnya untuk membuatnya menyerah, jangan harap bisa.
Rui En hendak menemui Xin Jie, namun ditahan oleh Min Shuo. Rui
En menukas lirih Min SHuo agar melepaskan tangannya. min Shuo melepaskannya
dengan cemas. Rui En menghampiri Xin Jie sembari berkata, “Bolehkan aku
melukismu? Anggap saja ini sebagai kado pertemanan kita.”
Xin Jie setuju.
Jing Hao merasa ada yang mengikuti mobilnya.
Rui En melukis Xin Jie di apartemen Xin Jie.
Xin Jie minta agar lukisannya yang cantik karena ia ingin
memamerkannya ke pacarnya. Rui En berpura-pura tidak tahu dan menanyakan
seperti apa pacarnya Xin Jie. Xin Jie dengan polosnya bercerita kalau pacarnya
itu adalah pria yang pemalu dan baik hati. Kalau tersenyum sangat imut. Pokoknya
pria yang sempurna di matanya. Rui En terhenti melukisnya. Ada getir pahit di hatinya.
Hasil lukisannya selesai. Xin Jie memamerkannya ke Mei Ru (baru
tahu nama manajernya Xin Jie). Ponsel Xin Jie berdering dari Jing Hao. Xin Jie
langsung bilang kalau saat ini ia sedang bersama dengan Song Rui En, putrinya
Song Wan Ji. Rui En pun melukiskan wajahnya.
Xin Jie memotret lukisannya dan mengirimkannya ke Jing Hao. Jing
Hao menerima pesan itu, lalu ia melihat laptop di sampingnya. Artikel mengenai
Xin Jie yang menjadi ambassador untuk rumah sakit Tai Feng.
Rui En akan menunjukkan sesuatu ke Xin Jie, tepat di saat itu
datanglah ibunya Xin Jie. Xin Jie tidak suka apalagi ibunya berniat untuk
tinggal dengannya di rumah ini. ibunya Xin Jie lantas menampar pipi Xin Jie.
Rui En kaget melihatnya. Xin Jie kabur, dan Mei Ru meminta Rui
En untuk mengejar Xin Jie. sementara itu Mei Ru menahan tubuh ibuya Xin Jie
agar tidak mengejar Xin Jie.
Xin Jie menangis sambil memeluk Rui En. Ibunya selalu seperti
itu. Asal ibunya tidak suka meskipun ia tidak salah, maka ibunya pasti akan
memukulinya. Wanita itu memang adalah ibu kandungnya. Ayahnya mencampakkan
mereka dan ibunya melampiaskan kemarahannya terhadap dirinya. Untunglah ada
Jing Hao yang menolongnya. Jika tidak ada Jing Hao mungkin ia sudah mati.
“Bagaimana kau bisa mengenal Jing Hao?” Rui En penasaran.
“Saat aku berusia 18 tahun ada seseorang yang mengatakan pada
ibuku kalau aku bisa menjadi artis. Ibuku sangat senang karena bisa mendapatkan
uang banyak. Setiap hari jadwalku sangat padat. Hampir aku tidak bsia tidur.
Saat itu di Jepang, ibuku menyuruhku untuk pemotretan seksi. Aku menolaknya dan
ibuku semakin memaksaku untuk membuka bajuku di depan mereka. aku berlari
keluar dan disitulah aku bertemu dengan Jing Hao yang menyelamatkanku.”
Baru diketahui oleh Rui En maksud perkataan Jing Hao “Dia butuh
perlindunganku,” ternyata adalah ini.
Ternyata yang membuntuti Jing Hao selama ini adalah Tuan Song.
Rui En mengantarkan Xin Jie kembali ke apartemennya. Jing Hao
melihatnya dari kejauhan. Setelah Xin Jie dan Mei Ru masuk, Jing Hao
menghampiri Rui En.
Jing Hao marah pada Rui En. Terutama pada Tuan Song. Mencari Xin
Jie, lalu mendekatinya, dan setelahnya akan membeberkan masalah tiga tahun yang
lalu. Jika itu yang diinginkan oleh Rui
En, ia tidak akan
membuatnya kembali padanya. Jing Hao seakan dapat membaca maksud dari Rui En
mendekati Xin Jie dengan berpura-pura menjadi temannya.
Rui En tidak menampik kalau ia memang punya maksud untuk
mendekati Xin Jie. Awalnya ia ingin memperlihatkan lukisan-lukisannya ini pada
Xin Jie dan mengatakan mengenai hubungan mereka tiga tahun yang lalu. Tapi ia
tidak dapat mengatakannya saat ia melihat ibunya Xin Jie datang. Karena ia tahu
kalau Xin Jie memang membutuhkan perlindungan jing Hao.
“Aku akan bersaing dengannya. Aku juga tidak akan mengatakan
apapun mengenai hubungan kita. Aku akan mendapatkanmu kembali padaku,” ujar Rui
En.
Jing Hao terdiam.
Episode Selanjutnya...
Photo&recap oleh Phoo Purarora.Sumber : http://dunia-phoo.blogspot.co.id/2012/03/recap-endless-love-ep9.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar