Hanya Manusia biasa yang tak sempurna,suka menulis tentang kehidupan sehari hari~

Selasa, 26 Desember 2017

Ayahku, Pemimpin dan Pahlawan.

Ini berdasarkan apa yang ada didalam hatiku teman. ^^

Ayah, seorang laki laki yang memimpin keluarga dan juga seorang yang tangguh dalam membahagiakan keluarga.

Ayahku, lahir pada tanggal 1 maret 1963 jika dihitung ke tahun 2018, Insya Allah bakal berusia 55 tahun. Ayahku, seoranh laki laki sederhana yang hidup dengan apa adanya. Didampingi seorang Ibu (Nenekku) yang mengajarkan tentang arti kehidupan Dunia dan akhirat. Ayahku menjalani hidupnya dengan baik.

Ayahku, jujur adalah orang yang "kurang" dalam hal pendidikan akademik. Ketika ayahku kelas 1/2 SMA (aku lupa) kakekku wafat ketika itu, dan ayahku seperti kehilangan arah. Bahkan, akibat kehilangan arah dan memang "kurang" ayahku tidak naik kelas. Tetapi setelah itu, ayahku bangkit dan akhirnya membuktikan bahwa ayahku pasti bisa melalui masa suram dan sulit, bersama nenek.

Ayahku hanya lulusan SMA, ditahun 1983-1985 ayahku dengan perjuangan ekstra akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan di Bank kalteng. Memang, pekerjaannya disebut "elit" zaman dulu, tetapi gajihnya sangat kecil dizaman itu.

"Dan akhirnya ditahun 1987, Ayahku bertemu dengan Ibu. Dan pada tahun 1988 ayah dan ibuku mengikrarkan janji sehidup semati."

Setelah menikah, ayahku masih merintis karir kesuksesannya. Didampingi ibuku yang sabar, susah senang selalu bersama dan mensupport, akhirnya berhasil menjadi pegawai bank yang sukses. Dan akhirnya aku, beserta saudaraku bisa hidup enak dan nyaman hingga sekarang.

Aku bangga, kenapa? Ayahku, seorang yang bisa dikatakan "kurang" tetapi berhasil. Dulu, ketika aku kecil bagi rapot ibuku marah dengan menegur aku karena nilaiku turun. Tetapi ketika ayahku melihat rapotku, ayahku berkata : "tidak apa apa nak, tapi rajin belajar selalu lah" setelah itu, aku berusaha sekuat tenagaku untuk selalu belajar.

Ibuku berkata kepadaku tentang ayah : "Mau dibilang pintar, tapi tidak naik kelas. Mau dibilang bodoh, tapi orang sukses." ketika itu tertegun sekaligus bangga, karena hal tersebut membuktikan bahwa orang yang terpuruk, orang yang kekurangan, bisa berhasil melalui usaha dan doa.

Aku teringat kisah dari ibuku, ketika Ayahku dulu dicaci maki, difitnah, ketika merintis karir. tetapi ayahku selalu berkata : "Jangan dibalaskan dendam, Balas keburukan dengan kebaikan. Kalo memang Tuhan membalas, itu adalah urusannya suatu saat." jujur, aku sedih bahkan terharu, betapa mulianya hati seorang ayah, seorang imam dan panutan begitu lapang pintu maafnya.

Oleh karena itu, Insya Allah aku akan meneruskan tekadmu. Ayah, yang tenang disana, semoga Tuhan melapangkan kuburmu. Dan surga sebagai tempat terbaikmu, aamin ya rabbal alamiin.

Sekian terima kasih. *Maaf lama ndak nulis blog :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar